Kamis, 10 Mei 2012

Musik dan Kisahnya


Bagiku, setiap alunan musik merupakan sebuah kenangan. Di masa seperti apa aku mendengarkannya dulu. Ketika aku mendengarkannya di masa sekarang, maka masa itu akan tergambar kembali layaknya sebuah film yang diputar ulang. Bahkan beberapa lagu masa lalu bisa menimbulkan rasa sakit atau senang yang aku rasakan di masa dulu. Seperti lagu-lagu yang dilantunkan oleh sebuah band indi dari Bekasi.
Aku mengenal band ini dari seorang teman. Ketika dia mulai terbuka padaku, aku merasakan ada beberapa lagu yang sangat mencerminkan dirinya. Seperti sebuah lagu yang bercerita tentang kemurnian seorang anak kecil. Temanku ini sangat menyukai lagu ini karena dia sangat menyukai anak kecil. Lagu berikutnya yang mencerminkan dirinya adalah lagu yang menceritakan tentang akibat perceraian orang tua. Aku pernah melihatnya menyanyikan lagu itu dan aku merasakan sakit yang ia rasakan. Aku menahan diri untuk tidak mengusap air matanya atau memeluknya. Tergambar jelas rasa sakit yang teramat sangat di raut mukanya. Seketika itu, aku memutuskan untuk menjadi bahu yang bisa digunakannya untuk bersandar. Meskipun akhirnya aku jatuh lebih dalam.

Awalnya aku tidak begitu mengerti ketika membuka sebuah akun jejaring sosialnya, dia sangat menyukai sebuah lagu dari band ini. Lagu ini merupakan cover album dari sebuh band lawas yang cukup terkenal di masanya. Setelah beberapa bulan, seperti tersadar dari mimpi, lagi ini tentangnya dan kekasihnya. Ketika dia harus merantau, dia ingin kekasihnya tersebut tetap setia. Tanpa sepengetahuannya, aku berkomunikasi dengan kekasihnya tersebut. Puzel pun tersusun dengan sempurna.
Aku merasa kasihan padanya. Aku tetap berusaha menjadi bahu untuknya. Tetapi aku bukan tokoh penting dalam kisahnya. Aku hanyalah penonton yang merasakan chemistry dari film yang diputar. Setiap aku mendengarkan lagu-lagu itu kembali, film tentangnya selalu terputar kembali. Aku masih hafal cita-citanya, pendapat orang tentangnya, betapa jahilnya dia, betapa sakitnya dia baik fisik maupun psikis. Dia kecewa pada band indi yang merubah aliran musiknya ini ketika mulai terkenal.
Aku mengenal kerasnya hidup di kota metropolitan dari cerita-ceritanya. Bagaimana anak sekolah mempersiapkan senjata untuk tawuran. Bagaimana dia dan kawan-kawannya mengamen untuk mengumpulkan uang karena ingin berlibur ke luar kota.
Untukmu yang sudah menorehkan sebuah kisah di hidupku. Terima kasih kawan. Sebuah cita-cita akan sia-sia ketika kamu tidak mempersiapkannnya dari sekarang. Jangan hanya mengikuti arus kehidupan, buatlah arusmu sendiri. Aku tunggu kabar baik darimu 5 tahun lagi J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar